Senin, 25 Januari 2010

Kalung Alifia Bilqis

Just wanna be honest…

Beberapa hari ini bee mengalami masa dimana bee musti lebih tegar dan kuat lagi. Rindu ½ mati mengingatkan bee dengan beberapa hal yang membuat bee lebih bersemangat meniti hidup, ya dan entah mengapa tiap malam bee ditemani dengan mimpi yang sama, ya sama seperti kejadian beberapa bulan lalu, yang sampai sekarang masih menguatkan hati bee, walaupun bee sudah pamit, demi menjaga dan membersihkan niat ini. Dan bee merasa yakin, semakin didekatkan… langkah yang terkadang terseok dan akan tumbang ditegakkan kembali oleh-Nya.
Mimpi semalam sungguh membuat bee semakin tegar menapaki jlan nie, bermain piano dengannya, setelah sholat berjamaah melepas penat dan lelah setelah seharian berkecamuk dengan kefanaan dunia hanya mengharap keridhoan-Nya… sungguh suatu hal yang luar biasa, setelah sekian lama, dan semoga dimudahkan….
Sebuah prolog, ada kisah indah setelah ini, kisah yang membuat hati kita akan terbuka dan percaya akan kuasa-Nya, saat kerinduan bersua dengan-Nya membuncah….


Kalung Alifia Bilqis

Ini cerita tentang Bilqis, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Bilqis menemani Umi-nya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Bilqis melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Bilqis sangat ingin memilikinya.

Tapi... Dia tahu, pasti Umi-nya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji : Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Uminya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.

Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : "Umi,bolehkah Bilqis memiliki kalung ini ? Umi boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Umi segera mengambil kotak kalung dari tangan Bilqis.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Bilqis yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...

"Oke ... Bilqis, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Umi akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?" Bilqis mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya."Terimakasih..., Umi"

Bilqis sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Uminya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata uminya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, Abi Bilqis akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Abi bertanya "Bilqis..., Bilqis sayang ngga sama Abi ?"
"Tentu dong... Abi pasti tahu kalau Bilqis sayang Abi !"
"Kalau begitu, berikan kepada Abi kalung mutiaramu..."
"Yah..., jangan dong Abi ! Abi boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga"
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Abi mencium pipi Bilqis sebelum keluar dari kamar Bilqis.

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Abi bertanya lagi, "Bilqis..., Bilqis sayang nggak sih, sama Abi ?"
"Abi, Abi tahu bukan kalau Bilqis sayang sekali pada Abi ?".
"Kalau begitu, berikan pada Abi kalung mutiaramu."
"Jangan Abi... Tapi kalau Abi mau, Abi boleh ambil boneka Barbie ini.. "
Kata Bilqis seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Abi masuk kekamarnya, Bilqis sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Bilqis rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan.
Dari matanya,mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Bilqis, kenapa Bilqis ?"

Tanpa berucap sepatah pun, Bilqis membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Abi mau... ambillah kalung Bilqis"

Abi tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Bilqis.
Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih... sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Bilqis...

"Bilqis... ini untuk Bilqis. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Abi memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Bilqis.

Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Bilqis :
Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan...

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar