Senin, 06 Desember 2010

pengalaman berjilbab

Pertama kali mengenakan jilbab jujur, aku tidak memiliki jawaban yang pasti, aku HANYA ingin pulang, kembali ke ALLAH … yang waktu itu kurasakan adalah sudah bukan waktunya lagi aku bermain-main dengan dunia, menjadi gadis tomboy, seenaknya sendiri dan tenyata aku lelah… bukan kebahagiaan itu yang aku cari, dan bukan itu arti bahagia, lalu DIMANA?

Dan aku mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH, dan langkah pertama aku adalah mengenakan Jilbab. Sumber idenya adalah dari sahabat-sahabatku-lebih tepatnya anggota gengku di SMU- semua anggota genk berjilbab kecuali aku, kami dari berbagai karakter yang bisa dibilang cukup berbeda, selain itu keinginan berjilbab muncul dari sifat romantismeku, Jika aku ingin mendekat kepada kekasihku maka hal pertama adalah aku harus mempercantik diri, ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab, perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah, orang akan langsung mengenali aku bahwa aku adalah muslim karena jilbab aku, karena jika tidak maka aku tidak ada bedanya dengan yang bukan … iya HANYA ini langkah awal aku. HANYA ini.
Dan dalam langkah awal ini, banyak hal yang manghadang… Mulai dari orang tuaku yang tidak memahami keputusanku, dalam benak mereka berjilbab adalah pengekakangan terhadap segala bentuk aktifitasku, dan masa depanku (orang tuaku pengen aku masuk AKLPOL) butuh waktu yang tak sebentar meyakinkan orang tuaku. Dan pertama kali metamorforsisku aku mengenakan jilbab yang seadanya, ya sangat seadanya. Yang bisa dibilang belum memenuhi syariat, seragam sekolah pun aku mencari bekas dari kakak kelasku, dan akhirnya pada satu masa orang tuaku pun memahami keputusanku.

Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun aku untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan aku … Tanpa aku sadari, aku mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada sang pemilik napasku, tanpa aku sadari aku terbawa arus kebaikan, aku tenggelam didanau pengajian,ya danau pengajian yang selama nie tak pernah tersentuh olehku, sebuah danau yang memberiku obat atas kehausan yang selama nie kuderita, dan semua kerinduanku terobati sudah, tepat ketika aku diterima di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Ya di Fakultas Peternakan-UGM- tempat yang tek pernah aku bayangkan sebelumnya….
Metamorforsisku berjalan kembali, hati ini dan mata ini benar2 terbuka, ketika aku ikut AAI dan pertama kali bertemu dengan Mbak Murobiku, yang subhanalloh menyejukkan hatiku. Tiap apa yang diucapkannya sangat sarat makna, tak ada yang sia2, suntikan ruhiyah pelan tapi pasti merasuk ke qalbuku… dan yang membuat aku tergugah, ketika beliau mengungkapkan kerinduannya yang teramat sangat kepada Rasulullah SAW bulir-bulir air matanya jatuh membasahi gamisnya… dan saat itu akupun menangis…
Dan ternyata perjalananku tak semulus yang aku kira, aku ganti Murobbi. Ada pergolakan hebat dalam batinku, aku disuruh pake rok… duh Gusti aku belum bisa dan bagaimana dengan keluargaku jika aku berpakaian seperti itu. Akupun mulai mencari, ya mencari sosok murobi yang selama ini telah membuat aku jatuh cinta dengan Islam. Aku berada di lingkungan yang luar biasa. Tak pernah aku merasa sedamai ini sebelumnya. Hingga aku dipertemukan dengan sahabat-sahabat terkasih, yang menuntun aku mengajariku tentang ilmu agama, bagaimana bersikap dan sebagainya. Mereka tau aku masih cukup “nakal” tapi kesabaran mereka sampai sekarang membuat aku benar menyayangi mereka… dan satu hal yang aku dapat mereka, apa arti menolong tanpa pamrih… luar biasa dasyat…

Guys… mungkin pada saat kita sudah berniat mengenakan jilbab, banyak sekali pertanyaan muncul di hati, dan tak jarang pula syetan membisikkan bisikannya yang sangat syahdu dan halus ke hati kita. Pernah denger nie kagak “yang penting hatimu dulu ditutupin, gak pake jilbab gak papa kan?” Guys… hati tu sifatnya abstrak, kita juga ndak tau apa dan bagaimana yang terjadi dengan hati kita, Guys…. Akan lebih baik jika kita menutupi “yang terlihat” dulu, dan Insya Allah dengan kuasa-Nya Alloh akan menjaga kita dan menguatkan hati kita.
Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup, akan menarik jika ia tidak terlihat, akan tetap menjadi misteri, yang tidak pernah akan selesai kecuali memiliki, sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan… yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi… tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada KERINDUAN… bukankah ALLAH adalah misteri, dan tersembunyi maka kita semua merindukanNYA, bisa dibayangkan jika ALLAH terlihat oleh mata dunia kita kan? :)

Iya, inilah aku yang tidak pernah punya jawaban mengapa aku tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab … hanya ALLAH yang memiliki jawabannya karena aku tidak sanggup menjawab, yang pasti ketika kening menyentuh sajadah, ketika air mata tumpah saat tahajud, ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan, ketika titik NOL adalah titik kepasrahan aku atas semua yang ALLAH titipkan kepada aku, ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan aku, ketika jilbab aku menutup dada aku, ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan aku, sebuah impian dan cita-cita terdekatku, ya cita-cita setelah aku menyelesaikan amanahku ini, maka inilah kebahagian yang sesungguhnya aku cari kemarin …

Doakan aku kuat yah dan istiqomah dengan langkah yang aku ayunkan ini … Doakan aku kuat dan istiqomah yah dengan tarian tanpa topeng ini, dengan dawai tasbih dan hamdallah… aku ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH.

Ya ALLAH kuatkan aku, hingga aku menutup mata, mempertanggung jawabkan semua perbuatan aku di mahkamah agung milik MU …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar